Siapa yang tidak ingin kaya seperti William Henry Gates III yang populer dengan nama Bill Gates. Pria yang lahir pada tanggal 28 Oktober 1955 di Seattle Washington itu dinobatkan sebagai orang terkaya di dunia sejak tahun 1995 – 2006 oleh majalah Forbes. Tahun 1984, di usia 29 tahun, wajahnya sudah 7 kali menghiasi sampul majalah Times. Kekayaan putra pasangan William H. Gates, Jr & Mary Maxwell Gates pada tahun 2006 berkisar 56 milyar USD, melebihi cadangan devisa negara Indonesia bulan April 2007 yang baru berkisar 49,4 milyar USD.
Dengan kekayaan tersebut Bill Gates dapat menikmati sebuah tempat tinggal termahal dan paling modern di seantero dunia pada abad ke 21 ini, dengan pemandangan Lake Washington di Medina, Washington DC. King County menaksir nilai rumah dan tanah Bill Gates setara dengan 125 juta USD, dengan pajak tahunan kurang dari 1 juta USD. Ayah dari Jennifer Katharine Gates (1996), Rory John Gates (1999) and Phoebe Adele Gates (2002) juga gemar mengoleksi barang-barang antik dan mahal. Salah satu koleksinya adalah Codex Leicester, yaitu koleksi lukisan Leonardo da Vinci, yang ia beli 30,8 juta USD dalam sebuah lelang pada tahun 1994.
Tak hanya kaya, Bill Gates mendonorkan dana cukup besar untuk organisasi kemanusiaan dan program riset di bawah naungan Bill & Melinda Gates Foundation yang ia dirikan bersama istrinya pada tahun 2000. Organisasi tersebut juga memberikan beasiswa kepada kaum minoritas, perwakilan penyantun penderita AIDS di belahan dunia ke tiga atau negara-negara miskin dan terbelakang. Berdasarkan artikel yang terbit pada tahun 2004, Gates sudah mendonasikan dana untuk program kemanusiaan sebesar 29 milyar USD sejak tahun 2000.
Kecerdasan Gates sudah terlihat sejak belia, khususnya di bidang matematika dan IPA. Ketika beranjak remaja ia lebih tertarik menekuni dasar sistem GE, dan meninggalkan pendidikan untuk menekuni kegemaran tersebut. Di usia 14 tahun, Gates bekerjasama dengan Paul Allen mendirikan Traf-O-Data. Saat itu ia sudah mendapatkan bayaran 20.000 USD.
Pada proses kehidupan selanjutnya Bill Gates mendirikan perusahaan Microsoft bersama Paul Allen. Perusahaan tersebut kini mempunyai mempunyai ribuan paten, 8 diantaranya atas namanya sendiri. Program Microsoft Disc Operating System (MS-DOS) adalah salah satu produk Microsoft. Sebenarnya program tersebut bukan karya Bill Gates sendiri, tetapi ia membeli dari penciptanya & menjadi pemegang royalti royalti atas penggunaan program tersebut pada setiap komputer. Sebagai pemegang royalti royalti atas ribuan paten, bisa dibayangkan betapa deras uang yang mengalir setiap detik ke rekening pribadinya.
Pesan :
Kesuksesan tidak hanya terkait dengan pendidikan, modal, dan lain sebagainya, melainkan kemauan untuk merubah keadaan. Contohnya Bill Gates, ia tidak mengandalkan pendidikan, padahal dirinya diceritakan cukup cerdas dan kaya untuk mendapatkan pendidikan setinggi apapun. Mari kita coba menelusuri faktor yang mempengaruhi pria tersebut berhasil mencapai cita-citanya dan menjadi orang terkaya di dunia pada abad ke-21 ini.
“Nothing is easy to the unwilling. – Tak akan pernah ada yang mudah bagi mereka yang tidak mempunyai kemauan,” kata Thomas Fuller. Bill Gates sukses seperti sekarang karena mempunyai kemauan yang besar untuk mencapai puncak cita-citanya. Dari kemauan itulah muncul kepercayaan diri untuk berusaha dan mencari cara paling cepat dan mudah mewujudkan tujuan tersebut.
“Nothing is easy to the unwilling. – Tak akan pernah ada yang mudah bagi mereka yang tidak mempunyai kemauan,” kata Thomas Fuller. Bill Gates sukses seperti sekarang karena mempunyai kemauan yang besar untuk mencapai puncak cita-citanya. Dari kemauan itulah muncul kepercayaan diri untuk berusaha dan mencari cara paling cepat dan mudah mewujudkan tujuan tersebut.
Sebuah kemajuan kecil yang berhasil kita ciptakan, akan semakin memotivasi kita untuk berusaha lebih cerdik dan mencapai cita-cita yang lebih tinggi. Dalam kisah kehidupan Bill Gates, kita dapat melihat bahwa di usianya yang baru 14 tahun ia sudah berhasil mendirikan Traf-O-Data, dan mendapatkan bayaran 20 ribu USD atas sebuah program yang berhasil ia ciptakan. Itulah prestasi awal keberhasilan yang kian memacu semangat Bill Gates mencapai puncak cita-citanya.
Sementara itu, dalam proses mencapai cita-cita kita pasti menghadapi berbagai bentuk tantangan yang dapat melunturkan kemauan dan semangat kita. Tengoklah bagaimana Bill Gates sekarang menikmati semua kemewahan atas kekayaannya yang melimpah. Jadi bila semangat dan kemauan menurun, cobalah bayangkan kenikmatan, kesenangan, kebahagiaan yang akan kita dapatkan bila sudah berhasil nanti.
Belajar dari kesuksesan Bill Gates, sebenarnya hukum inersia itu berlaku pula dalam usaha kita mencapai tujuan atau cita-cita. Hukum tersebut mengatakan bahwa segala sesuatu yang diam akan cenderung diam, sedangkan apapun yang bergerak akan cenderung terus bergerak. Bila kita sudah terpola bersikap aktif, maka kecepatan pola kerja kita untuk menciptakan prestasi yang lebih besar juga akan semakin tinggi.
Sebenarnya royalti dari MS-Office saja sudah menjadikan Bill Gates kaya raya. Tetapi karena dirinya sudah terpola aktif, sehingga ia terus berinovasi dan berusaha lebih cerdik memaksimalkan manfaat potensi yang ada di dalam dirinya sendiri maupun potensi yang ada di sekelilingnya. Tak megnherankan jika Microsoft, yaitu perusahaan yang ia dirikan bersama Paul Allen, saat ini sudah mempunyai ribuan paten dan tentu saja mengalirkan uang lebih besar ke rekeningnya dari hari ke hari.
Kesimpulannya adalah ciptakan kemauan untuk melakukan sesuatu. “Achievement is largely the product of steadily raising one's levels of aspiration... and expectation. – Prestasi lebih dipengaruhi oleh peningkatan aspirasi dan kemauan seseorang,” ujar Jack Niklaus, seorang produsen produk fashion ternama di dunia. Setelah itu, miliki rasa percaya dan berusaha aktif mengoptimalkan manfaat potensi besar yang ada di dalam diri sendiri maupun yang ada di sekeliling kita. Dengan demikian kita akan dapat menciptakan mata rantai prestasi, pada gilirannya mendorong kita untuk mencapai puncak cita-cita.
Penulis : Dato’ DR. Andrew Ho
0 comments: on "Bill Gates"
Posting Komentar